Rem otomatis dari Toyota ini bisa hindarkan Anda dari kecelakaan
Techno.id - Dengan semakin padatnya lalu lintas jalan raya, kemungkinan kecelakaan yang terjadi akan semakin banyak. Pengemudi dituntut untuk berkonsentrasi lebih agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan saat berkendara.
Menyikapi perilaku pengemudi dan kondisi jalan belakangan ini, Toyota telah merilis teknologi terbarunya demi meningkatkan keselamatan saat mengendarai mobil. Bernama Toyota Safety Sense, teknologi ini punya fitur automatic emergency braking bagi pengemudi tak mampu menghentikan kendaraan di saat darurat.
-
Jadi piranti standar, teknologi ini akan digunakan pada semua mobil Menyikapi perilaku mengemudi masyarakat modern, 20 raksasa otomotif ini menyiapkan teknologi baru yang bakal jadi piranti standar sebuah mobil.
-
4 Teknologi anti-kecelakaan yang sudah ada di mobil Pernah mencoba salah satunya?
-
Subaru kenalkan teknologi keselamatan berkendara paling aman di dunia Produsen mobil mewah dunia, Subaru, memperkenalkan sebuah teknologi keselematan berkendara paling aman di dunia.
Seperti yang dilansir oleh Auto Express pada hari Rabu (05/08/15), sensor baru keluaran Toyota ini baru tersedia untuk Toyota Aygo city car dan Toyota Yaris. Sebelumnya, teknologi ini telah diterapkan pada Toyota Avensis dan Auris pada awal musim panas lalu.
Tentu saja dengan adanya piranti Pre-Collision System (PCS) ini, angka kecelakaan mampu diminimalir. Sensor ini akan mendeteksi dan memberikan peringatan pada pengemudi sebelum benturan terjadi. Jika sang penegmudi tanggap dan segera menginjak pedal rem, maka Pre Crash Brake Assist akan membantu dengan memberikan tambahan tenaga pengereman.
Namun jika tidak, maka giliran Autonomous Emergency Braking lah yang bekerja. Alat ini akan melambatkan mobil Anda secara otomatis hingga kecepatan 30 km/h untuk mengurangi tekanan saat terjadi benturan, atau menghindarinya jika masih bisa.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah sensor ini sudah masuk ke Indonesia? Atau apakah sensor ini bisa membantu mengurangi angka kecelakaan, atau malah akan mengubah perilaku mengemudi di jalan raya?