Rusia dan Tiongkok tingkatkan kerja sama cyber security
Techno.id - Hari ini, Rusia menggelar parade militer terbesar untuk memperingati 70 tahun kemenangan atas Nazi dalam Perang Dunia II. Acara yang digelar di ibu kota Moskow ini dihadiri oleh 20 pemimpin negara termasuk Presiden Tiongkok, Xi Jinping.
Seperti dikutip ArsTechnica (09/05/2015), dalam acara tersebut, Rusia dan Tiongkok juga telah membuat perjanjian baru sebanyak 12 lembar yang isinya adalah sebuah perjanjian cyber security untuk saling melindungi satu sama lain.
-
Bertolak ke Rusia, Kemristekdikti bicarakan kerja sama riset Pemerintah Indonesia melalui Kemristekdikti berniat gandeng Rusia untuk kembangkan pendidikan, IPTEK, dan riset di Indonesia
-
Demi keamanan, pemerintah Tiongkok buat aturan baru terkait internet Pemerintah Tiongkok memberlakukan peraturan baru yakni akan mematikan jaringan internet bila dirasa mengancam keamanan nasional.
-
Perketat aturan, Tiongkok 'paksa' akses isi chatting warga dan turis Pemerintah Tiongkok 'memaksa' penyedia jasa layanan instant messaging menyediakan backdoor bagi pemerintah.
Dengan adanya perjanjian baru ini, kedua negara sepakat untuk saling tidak menyerang (cyber), saling bertukar informasi, dan saling bekerja sama di bidang penegakan hukum dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk tindakan kriminal.
"Perjanjian kerja sama cyber security dengan Tiongkok merupakan langkah penting Rusia untuk menjaga keamanan di wilayah Timur," ungkap Oleg Demidov selaku konsultan PIR Center kepada media Wall Street Journal.
"Kerja sama antara Rusia dan Tiongkok akan menjadi sebuah preseden bagi cyber security global," imbuhnya.
Sekadar informasi bahwa PIR Center adalah sebuah lembaga think tank independen (non-pemerintah) yang berfokus terhadap penelitian, pendidikan, dan jasa konsultasi untuk tujuan keamanan internasional.