Seperti ini cara ilmuwan mengetahui manuver kumbang saat terbang
Techno.id - Berawal dari rasa penasaran tentang cara terbang kumbang membuat para peneliti melakukan percobaan pada seekor kumbang. Peneliti yang berasal dari Universitas California, Berkeley dan Universitas Teknologi Nanyang, Singapura menempatkan sebuah ransel elektronik di punggung kumbang. Lalu, apa fungsi dari ransel tersebut?
Menurut info yang dikutip dari Popsci (17/03/15), ransel elektronik yang disematkan pada punggung kumbang ini digunakan sebagai pemancar nirkabel yang dilengkapi dengan baterai untuk mendeteksi keberadaan kumbang. Tak hanya itu, ransel mungil ini juga dilengkapi dengan komponen elektroda yang terhubung dengan lobus optik dan otot
terbang kumbang. Hal ini dimaksudkan agar para ilmuwan mengetahui bagaimana kumbang menggunakan sayapnya ketika terbang.
-
Di masa depan, kecoak bisa digunakan untuk mencari korban bencana Jangan salah sangka, ternyata binatang menjijikkan seperti kecoak bisa dimanfaatkan untuk menjadi detektor pencari korban gempa bumi.
-
DragonflEye, ketika capung hidup dimodifikasi jadi drone Drone ini disebut dapat membantu proses penyerbukan, pengiriman, pengintaian, hingga ranah diagnostik medis.
-
Terinspirasi Elang Jawa, mahasiwa ITB bikin pesawat penjaga laut, top! Pembuatan pesawat amfibi ini membutuhkan waktu 1,5 tahun.
Dalam melakukan penelitian ini para ilmuwan pergi ke taman untuk menangkap kumbang dalam keadaan hidup. Kemudian, kumbang tersebut diberi ransel elektronik dan dilepaskan kembali. Agar kumbang ini tetap nyaman ketika terbang, mereka memberikan ransel yang tidak terlalu berat yakni sekitar 1,4 gram, enam kali lebih ringan dari berat
tubuhnya yaitu 8,5 gram.
Dari pantauan alat pemancar di ransel kumbang, ternyata banyak otot-otot kumbang yang bekerja ketika terbang. Sebelumnya, ilmuwan hanya mengira bahwa otot kecil di sayap hanya berfungsi mengendalikan sayap saja, tapi nyatanya kumbang juga menggunakannya untuk mengubah arah udara. Berbekal pengetahuan ini, para ilmuwan mengembangkan kumbang cyborg yang mampu dikendalikan cara terbangnya dengan lebih presisi.
Ke depannya, para ilmuwan berharap agar kumbang cyborg dapat digunakan untuk misi kemanusian dalam menyelematkan korban bencana alam yang sulit dijangkau manusia.