Sesaki industri e-commerce, Bizzy.co.id sasar kelas bisnis
Techno.id - Industri e-commerce di Indonesia saat ini tengah bertumbuh pesat dengan ragam yang beraneka. Meski sudah banyak model e-commerce di Tanah Air, Bizzy.co.id tetap optimis untuk muncul dengan konsep baru yakni menawarkan berbagai produk yang dibutuhkan kelas bisnis secara langsung alias Business to Business (B2B).
Ya, kebanyakan e-commerce di Indonesia memang menawarkan konsep ini. Pasalnya, B2B diklaim akan menjadi solusi bagi masalah yang kerap dihadapi banyak perusahaan dalam proses pengadaan suplai dan jasa kebutuhan bisnis. Adapun lima kategori utama di antaranya yakni Office, Supplies, Electronics, Cleaning, Pantry dan Services.
-
Suka belanja online? Coba Shopious.com Di situs ini, Anda dapat mencari berbagai barang mulai dari kebutuhan pria, wanita, anak dan bayi, gadget, aksesori, serta rumah dan hadiah
-
Alasan Ideosource tertarik investasi ke startup besar di Indonesia Ideosource merencanakan sesuatu untuk pengembangan Bhinneka.com.
-
3-5 Tahun lagi, Bhinneka.com siap go public Akhirnya terima investasi dari Ideosource, Bhinneka mengaku siap hadapi tantangan yang lebih berat di tahun 2016
Peter Goldsworthy selaku CEO dan Co-Founder Bizzy yang berpengalaman di industri bisnis Indonesia selama delapan tahun mengaku telah melihat bahwa e-commerce di Indonesia masih tergolong kurang melakukan terobosan dan pengadaan suplai dan jasa kebutuhan bisnis. Ia pun menyayangkan bahwa hal tersebut seharusnya tidak perlu terjadi.
"Saya mengalami kesulitan dengan proses pengadaan suplai dan jasa kebutuhan bisnis. Namun, sebenarnya saya merasa jika seluruh proses pembelian barang, persetujuan kepada atasan dan pengiriman dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien," ujar Peter.
Melalui riset pasar, Bizzy menemukan banyaknya pemasok dan distributor yang mengalami kesulitan dalam mencapai dan melayani secara langsung kepada pelanggan B2B mereka. Peter juga mengklaim, rumitnya proses pembelian serta proses akhir transaksi adalah masalah umum yang sering terjadi.
"Pemasok berusaha memenuhi kebutuhan bisnis dengan maksimal. Rumitnya proses pembelian sangat tidak efisien dan sering kali bermasalah di proses akhir transaksi," imbuhnya.
Oleh karena itu, startup yang didirikannya ini diklaim dapat membantu kemudahan dalam memenuhi kebutuhan logistik pelanggan B2B. Adapun cara-caranya yakni dapat dilakukan secara online, serta mengintegrasikan pengiriman dari beberapa pemasok yang dikenal dengan sebutan "Crossdocking" melalui mitranya, aCommerce.
Selain itu, Bizzy juga menyediakan layanan untuk memberikan sebuah kontribusi khusus bagi beberapa organisasi seperti rumah sakit, yayasan, lembaga pendidikan, dan tech startup. Layanan yang dimaksud yakni dengan menyediakan kartu anggota grosir untuk menikmati harga grosir tanpa jumlah minimum pesanan selama satu tahun.
Hingga saat ini, Bizzy mengaku telah dipercaya sebagai portal online untuk pengadaan suplai bisnis oleh sekitar 45 perusahaan. Adapun basis perusahaan tersebut pun beragam, mulai dari usaha menengah kecil, pengecer, pemerintah, lembaga pendidikan hingga perhotelan.
Lebih jauh, beberapa perusahaan online terkemuka seperti Tiket.com, Traveloka, HaloMoney dan GrabTaxi pun sudah menjadi pelanggan Bizzy. Mereka percaya bahwa Bizzy dapat memberikan 'sesuatu' yang spektakuler untuk bisnis B2B di tahun 2015.