Setiap menit serangan cyber selalu ada
Techno.id - Semakin majunya teknologi semakin banyak pula ancaman yang mengancam. Contohnya internet, seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (30/04/15), menurut Chairman ID-SIRTII, Rudi Lumanto kondisi ancaman global di dunia cyber semakin tak bisa dibedakan mana serangan dari lokal dan mana dari global. Kondisi semacam itu, kata dia, menimbulkan ancaman baru di dunia cyber.
"Kondisi ancaman global kini sudah menyatu dengan lokal. Hilang itu batasan-batasan mana lokal dan global. Ini menimbulkan ancaman baru. Ancaman ini tidak hanya dari sisi IT. Tapi juga dari sisi sosial," ujarnyapada acara seminar Virtus Security Day di Ritz-Carlton Hotel, Mega Kuningan, Jakarta, dikutip dari Merdeka.com(30/04/15).
-
Pengguna media sosial lebih rentan terkena serangan cyber Indonesia menjadi target serangan cyber karena masyarakatnya sering menggunakan media sosial.
-
Cyber security butuh stakeholder guna pecahkan masalah Kemkominfo: "Meski memiliki kewenangan, bukan berarti pemerintah dapat berjalan sendiri"
-
Ini kata ahli tentang tantangan dunia digital forensik ke depan Dengan kombinasi pengetahuan mutakhir akan muncul teknik-teknik baru yang semakin cerdik.
Ia juga menambahkan juga, banyak pengguna internet juga yang tidak menggunakan identitas asli mereka. Namun, malah menggunakan identitas palsu, tentu saja ini menjadi ancaman.
"Anonymity juga berpotensi menjadi ancaman baru. Simple-nya, semakin banyak jumlah penduduk cyber meningkat tajam, semakin tinggi pula penduduk cyber dengan perilaku yang berbeda, maka semakin tinggi pula ancamannya," ungkapnya.
Beberapa data juga ditunjukkan oleh Rudi, bahwa setiap menitnya 232 PC yang terinfeksi malware, 20 korban baru akibat ganasnya serangan cyber, 12 website diretas, dan 416 percobaan ancaman cyber.
Di sisi lain, baru-baru ini dilaporkan terjadi serangan hacker Filipina yang menyerang 15 situs Indonesia. Aksi ini merupakan bentuk protes mereka atas hukuman mati yang menimpa warga negara Filipina, Mary Jane Veloso.