Siapa bilang rokok elektrik dapat menurunkan kecanduan merokok?
Techno.id - Rokok elektrik semakin marak di kalangan anak muda. Desainnya yang eksklusif, menjadikan rokok ini lebih digemari para remaja. Tak hanya itu, kehadiran rokok elektrik ini dipercaya dapat menurunkan ketergantungan merokok. Bahkan, diklaim lebih menyehatkan dibandingkan rokok dengan tembakau. Namun, selentingan ini sudah terbantahkan berkat sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa rokok elektrik justru membuat perokok kesulitan berhenti merokok.
Penelitian tersebut diambil dari survei yang dilakukan pada dua juta siswa SMA di Amerika Serikat. Menurut otoritas kesehatan di Amerika Serikat, pemakaian rokok elektrik telah terjadi peningkatan tiga kali lipat dalam waktu satu tahun.
-
Penggunaan rokok elektrik meningkat di kalangan remaja Peneliti: Ini harus menjadi peringatan kita untuk mengatur rokok elektrik dengan produk tembakau yang lain.
-
Alasan perokok enggan berhenti meski sudah tahu dampak negatifnya Bahkan, setiap kemasan rokok sudah diberi peringatan tentang bahaya merokok.
-
Ini alasan nikotin bikin kamu nagih lagi dan lagi National Health Service (NHS) Inggris menyatakan bahwa semakin banyak orang merokok, semakin otak 'berinteraksi' dengan nikotin
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh University of California, San Diego School of Medicine yang menunjukkan bahwa perokok yang sudah menggunakan rokok elektrik akan sulit berhenti merokok dibandingkan perokok yang belum mencicipi rokok elektrik.
Beberapa ahli kesehatan sangat mengkhawatirkan peningkatan popularitas pemakaian rokok elektrik. Pasalnya, rokok elektrik yang beredar di pasaran tidak mempedulikan kadar nikotin yang terkandung di dalamnya.
"Masa remaja adalah saat kritis perkembangan otak. Konsumsi nikotin yang berlebihan pada usia muda dapat membahayakan perkembangan otak dan meningkatkan kecanduan merokok, kata Tom Frieden, Direktur CDC, seperti yang dilansir Techno dari DailyMail (16/04/2015).
Menurut para ilmuwan, rokok elektrik mempunyai dosis nikotin yang lebih tinggi dibandingkan rokok konvensional. Kadar nikotin yang tinggi inilah yang disinyalir menjadi alasan mereka tidak bisa berhenti merokok.
RECOMMENDED ARTICLE
- Peneliti Indonesia benarkan prediksi NASA akan temukan alien
- Ilmuwan Magelang temukan terapi plasma pertama di Indonesia
- Orang pendek lebih rentan terkena serangan jantung
- Berbekal smartphone, ilmuwan di Amerika hendak deteksi gempa bumi
- Nantinya, jaring laba-laba bisa dijadikan pengganti jantung manusia