Sudah saatnya pemerintah seriusi industri film animasi
Techno.id - Industri film animasi dalam negeri memang tidak 'seterang' industri kreatif lainnya, sehingga berimbas terhadap perusahaan-perusahaan kreatif yang bergerak di produksi film animasi. Salah satunya adalah MD Animation yang kabarnya telah merumahkan ratusan animatornya demi menghemat biaya operasional.
Terkait hal ini, dilansir oleh Merdeka.com (26/08/15), Asisten Produser Dreamtoon, Donny Sugeng Riyadi, mengatakan sudah menjadi tanda bagi pemerintah untuk segera seriusi industri animasi sebagai salah satu industri kreatif yang perlu diperhatikan.
-
Menristekdiksi buka jalur khusus untuk film animasi Tanah Air Buka jalur khusus "Channel Link", Menristekdiksi berharap industri kreatif film animasi di Tanah Air dapat berkembang ke pasar dunia
-
Jokowi janji selamatkan industri film RI yang terpuruk akibat Covid-19 Para pelaku industri film Indonesia mengajukan lima permintaan ke Presiden.
-
17 Meme ini sindir aksi KPI terkait penghentian film kartun KPI dianggap punya standar ganda dalam menentukan layak tidaknya sebuah tayangan.
"Pemerintah sudah harus secepatnya memandang industri animasi sebagai industri kreatif yang paling utama, contohnya seperti musik dan tentunya regulasi ke stasiun televisi juga," ujarnya dikutip dari Merdeka.com.
Selain itu, Donny menilai jika faktor utama yang mengganggu berkembangnya film animasi Indonesia adalah rating.
"Dan adalagi faktornya yaitu rating, pemerintah harus bisa dan berani mengaudit sistem rating yang selama ini ada, karena tv patokannya itu, seakan itu adalah menjadi dewanya, jadi kreator susah payah bikin program tapi ketika rating turun tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.
Di lain sisi, Deputi Bidang Infrastruktur, Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf), Hari Santoso Sungkari, mengatakan bahwa terlalu berat jika pasar film animasi ditujukan ke televisi. Masalahnya, selain rating yang akan dijadikan patokan, harga jual pasti akan lebih rendah dibandingkan dengan biaya produksi.
"Bisa jadi kalau di televisi berat, mungkin ke layar lebar bisa menjadi solusi. Soal ini sebenarnya sudah kami bicarakan di internal BeKraf. Menjadikan layar lebar jadi solusi penayangan untuk film animasi lokal," ungkapnya.
Jika hal ini memungkinkan, pihaknya berjanji akan memfasilitasi para pegiat film animasi untuk bisa menayangkan karyanya di layar lebar. Namun, ia enggan berjanji muluk-muluk terlaksana di tahun depan.
"Kalau saya pribadi sih gak ingin muluk-muluk tahun depan bisa terlaksana. Kemungkinan dua tahun baru bisa terlaksana. Kira-kira itu grand desain BeKraf untuk industri animasi," tuturnya.