Sundar Pichai buka suara terkait kasus Apple dan FBI
Techno.id - Sebagaimana diketahui, baru-baru ini Apple dilaporkan telah menolak permintaan FBI untuk memberikan akses backdoor ke iPhone salah seorang pelaku bom San Bernardino. Tim Cook dalam keterangan resminya berdalih jika memberikan akses backdoor dari iPhone pelaku ke FBI sama dengan melanggar kebijakan privasi.
Sontak saja, keputusan Apple itu pun menuai pro dan kontra termasuk dari sang kompetitor Google. Alih-alih mencibir keputusan Apple, Google melalui sang CEO Sundar Pichai malah cenderung memberikan dukungannya.
-
Surat terbuka CEO Apple buat FBI ini bakal bikin kamu angkat topi Apple dengan tegas menolak permintaan tak masuk akal dari FBI yang dianggap bisa merugikan perusahaan, bahkan sampai pengguna iPhone di dunia.
-
Kalau Steve Jobs masih hidup, ia pasti akan bela Apple mati-matian "Saya rasa ponsel tidak perlu punya backdoor."
-
Petaka buat Apple (dan para user) tiba, FBI sudah bisa bobol iPhone! Apakah John McAfee yang membantu FBI?
Sebagaimana dilansir oleh BGR (18/2/16), Pichai melalui kicauan di akun Twitternya mengisyaratkan jika masalah yang sedang dihadapi oleh Apple ini memang cukup sensitif. Pria keturunan India itu mengatakan jika permintaan akses backdoor ke sistem keamanan iPhone adalah satu hal yang cukup berisiko. Pasalnya, hal tersebut berkaitan dengan kebijakan pelanggaran privasi pengguna.
Kendati demikian, tak bisa juga dipungkiri jika penolakan dari Apple ini bisa menyebabkan praktik terorisme berkembang. Pasalnya, sistem keamanan yang cukup ketat bisa berpotensi membuat iPhone terutama menjadi sarana komunikasi yang aman dan nyaman untuk mengordinasikan serangan teror di masa depan.
Bagaimana pendapat Anda?
RECOMMENDED ARTICLE
- Apple kukuh tak beri akses backdoor iPhone ke FBI, apa alasannya?
- Ketika CEO Google bertemu dengan pencipta games Flappy Birds
- Wahai guru, ini tips dari CEO Google agar lebih banyak CEO hebat lahir
- CEO Google akan berikan nama Android dengan nama makanan India
- CEO Google ikut-ikutan singgung sikap intoleran Donald Trump