Tak jera, inilah perilaku mereka yang mengaku takut dengan cyber crime
Techno.id - Saat ini, koneksi internet adalah 'konsumsi' semua orang dari berbagai kalangan di seluruh dunia. Informasi apapun bisa kita dapatkan di internet, entah dari situs tertentu maupun sosial media. Bicara soal informasi, hal inilah yang mulai banyak ditakutkan masyarakat.
Seperti yang telah diberitakan oleh Merdeka.com pada hari Jumat (25/09/15) lalu, sebuah survei tahunan baru saja digelar. Hasil dari Consumer Security Risks Survey 2015 mengatakan bahwa pengguna Internet semakin merasa khawatir tentang ancaman cyber dan menyimpan lebih banyak lagi informasi pribadi pada perangkat mereka.
-
Kejahatan online bisa timbulkan efek psikologis bagi korban Chee mengungkapkan bahwa korban kejahatan cyber akan merasakan menimbulkan efek psikologis dengan persentase 52 persen merasa marah.
-
40 Persen data pribadi pengguna layanan online di Asia Pasifik bocor laporan ini mendapati bahwa lebih dari seperlima pengguna masih dengan sukarela membagikan privasi mereka
-
Ini lokasi favorit hacker dalam meretas korban! Kaspersky Lab: Ikatan kepercayaan antara pengguna dengan perangkatnya dapat berujung pada kelengahan tingkat keamanan
Meski demikian, fakta tersebut tak membuat para pengguna internet berhati-hati ketika memasukkan data pribadi pada situs tertentu. Hal ini bisa dilihat melalui data hasil survei yaitu peningkatan 1% dibanding tahun lalu.
Sedangkan pengguna yang merasa yakin mereka tidak akan menjadi target serangan cyber melonjak dari 40% menjadi 46%. Ironisnya, pengguna internet seringkali tidak mengenali potensi ancaman ketika mereka berhadapan dengan salah satunya. Hal ini merupakan hasil pengujian yang dilakukan oleh Kaspersky Lab yang melibatkan 18.000 orang di seluruh dunia.
Selama pengujian, hanya 24% responden saja yang mampu mengidentifikasi halaman web asli tanpa memilih halaman phishing (palsu). Sementara, 58% dari mereka yang disurvei hanya memilih situs phishing, yang memang dirancang untuk mencuri kredensial seseorang, tanpa memilih halaman asli.
Hal yang sama juga terjadi ketika menerima email mencurigakan, setiap pengguna ke-10 akan membuka file terlampir tanpa memeriksanya terlebih dahulu hal ini sama saja dengan meluncurkan program jahat secara manual dalam banyak kasus. Dan sisa 19% responden akan menonaktifkan solusi keamanan jika tiba-tiba mencoba untuk mencegah instalasi program karena bisa berbahaya.