Apa sebab operator manjakan pelanggan di bulan Ramadan?
Techno.id - Bulan Ramadan selalu tampak begitu menggairahkan bagi banyak pelaku bisnis di Tanah Air, termasuk operator telekomunikasi. Semangat dan gairah menyambut bulan suci bagi umat Islam itu tentu memiliki alasan, salah satunya alasan ekonomis.
Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi di bulan Ramadan membuat pendapatan operator dan berbagai perusahaan lainnya terdongkrak. Bahkan, operator telekomunikasi mengungkapkan sebagian besar pendapatan perusahaannya datang dari momen bulan suci Ramadan.
-
Pengamat: Operator harus tingkatkan kualitas selama Ramadan "Peningkatan kualitas layanan dan jaringan di saat trafik komunikasi tinggi seperti Ramadan menjadi keharusan, bukan sekadar tarif yang murah"
-
Sambut Ramadhan, Indosat optimalkan kesiapan jaringan di sejumlah lokasi prioritas Sejumlah BTS baru turut dibangun dan mobile BTS dimobilisasi untuk memperkuat jangkauan sinyal di berbagai lokasi penting
-
Momen lebaran tidak berdampak pada pertumbuhan pelanggan baru Indosat Orang-orang membeli nomor baru hanya digunakan saat momen tersebut, setelah itu tidak dipakai lagi.
"Peningkatan trafik selama bulan Ramadan dan Lebaran biasanya cukup tinggi dibanding hari biasanya. Sekitar 20 persen dari pendapatan tahunan kami biasanya datang dari trafik selama Ramadan dan Lebaran," kata Joko Riswadi, Division Head Network Optimization Indosat kepada tim Techno.id.
Demi mendongkrak trafik layanan komunikasi yang terjadi di bulan Ramadan dan Lebaran, operator telekomunikasi menghadirkan paket-paket khusus yang diklaim akan membuat pelanggannya menikmati layanannya dengan lebih baik.
"Selama Ramadan kita harapkan penjualan isi ulang pulsa naik sekitar 20 hingga 30 persen dari rata-rata per bulan pada umumnya. Kita sudah siapkan program Ketupat Ramadan untuk mendorong penjualan," ungkap Direktur Komersial Indosat Joy Wahjudi saat dijumpai pada kesempatan lain.
Lebih lanjut, Joy mengungkapkan secara operasional kerja Indosat menunjukkan arah perbaikan di mana per hari terjadi isi ulang pulsa sekitar Rp 50 miliar. "Kita mengalami peningkatan, karena kompetitor terdekat tak bergerak dari Rp 50 miliar. Artinya, kita yang bertambah atau mereka berkurang," terang Joy.