Ini penyebab Huawei digandeng beberapa provider Indonesia
Techno.id - Sering mengeluhkan kualitas jaringan? Tak hanya Anda saja yang merasa bahwa kualitas jaringan di tanah air masih perlu diperbaiki lagi. Masalah ini sudah menjadi polemik masyarakat di seluruh dunia.
Inilah yang menyebabkan seluruh stakeholder jaringan di dunia membahas masalah tersebut, khususnya dengan teknologi baru yakni small cell di South Pacific Small Cell Summit 2015 yang diselenggarakan Huawei.
-
Huawei kembali bikin heboh, umumkan teknologi jaringan 5.5G Jaringan ini menawarkan kecepatan data puncak melebihi 10 Gbps
-
Hadirkan Y3, Huawei ingin warga Sulawesi Utara melek teknologi Huawei mengklaim jika harga ponsel tersebut bisa dijangkau, sehingga dapat dimanfaatkan penggunanya untuk mengedukasi diri.
-
Link Net Targetkan Raih Pelanggan 4-8 Juta Rumah Tangga Simak wawancara eksklusif bersama CEO PT Link Net Tbk, Richard Kartawijaya.
Seperti yang dikutip dari Merdeka.com pada hari kamis (17/09/15) lalu, penelitian dari Ovum mengatakan bahwa small cell merupakan solusi paling ideal untuk meningkatkan kapasitas jaringan, khususnya di tempat-tempat yang sulit menangkap jaringan atau pada saat jam sibuk dimana kapasitas jaringan terpakai secara optimal.
Small cell juga dapat mengurangi biaya penyebaran, mendukung penyebaran plug-and-play dan evolusi menuju penyebaran LAA, serta menciptakan peluang bisnis baru yang didorong oleh kemampuan navigasi teknologi ini.
Di Indonesia, beberapa operator telah menggunakan teknologi ini. Mereka adalah Telkom, Telkomsel, dan Tri (3) Indonesia, yamg juga berbagi informasi mengenai teknologi small cell dan kerjasama mereka dengan Huawei.
Huawei juga meluncurkan LampSite 2.0, solusi small cell hasil inovasi terbarunya. LampSite 2.0 menawarkan data jaringan yang kuat dan kualitas suara yang jernih.
Solusi ini mampu secara signifikan meningkatkan kecepatan transfer data dan mempercepat pemanfaatan spektral pada 256QAM. LampSite 2.0 menyediakan kapasitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendahulunya, mendukung jajaran acak dari tiga frekuensi secara bersamaan, serta memungkinkan penyebaran evolusi jangka panjang (LTE) dalam satu waktu.
Tidak hanya itu saja, LampSite 2.0 juga memiliki fitur menarik seperti mendukung upgrade yang lancar ke solusi Licensed-Assisted Access (LAA) dan memfasilitasi operator dalam menggunakan spektrum yang tidak berijin (non-licensed).
Peter Zhou, President of the Huawei Small Cell Product Line, mengatakan pertumbuhan yang sangat cepat di pasar mobile broadband menciptakan tantangan dan juga kesempatan.
"Small Cell memiliki potensi pasar yang sangat besar dan diprediksi akan menghasilkan permintaan sekitar USD 20 milyar dalam lima tahun mendatang," ujarnya di Jakarta, Kamis (17/09/15).
Sementara itu, Muhamad Budi Setiawan, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Ditjen SDPPI) mengatakan, pemerintah peduli dengan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat Indonesia, dan memahami bahwa untuk mendapatkan layanan yang berkualitas, kita harus bersama-sama membangun jaringan yang lebih baik.
"Ada beberapa cara untuk meraihnya, mulai dari efisiensi spektrum tinggi, performa yang tinggi dengan cakupan dan kapasitas yang lebih baik, dan evolusi untuk masa depan," ujarnya.
Saat ini, kualitas jaringan yang lebih baik tidak hanya menjadi permasalahan di daerah pedesaan saja, daerah perkotaan juga menghadapi permasalahan yang sama.
Pengguna Mobile Broadband di Indonesia masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan jaringan komunikasi yang memadai, baik di dalam maupun di luar gedung, terutama pada area dengan traffic penggunaan jaringan yang tinggi seperti stadium, bandara, stasiun kereta, dan gedung.